Pagi itu rintihan hujan menyambut pagiku, senyum kecil dari mulut yang masih bau ikan kupancarkan. Kebetulan semua foto-foto masa kecil masih ku simpen di rak deket tempat tidur. Tiap kali kuliat, aku cuma senyum-senyum sendiri. Nginget senengnya masa kecil itu, kemana-mana cuma pake kolor, no problem. Masih suka ngupil terus dilengketin ke telinga, masih sering berak tapi nggak cebok. Kalo dibandingin sama sekarang, aku udah berubah, aku suka cebok tapi lupa berak. Masa kecil itu adalah masa yang paling mudah untuk memiliki sahabat. Ya, sahabat itu lebih dari sekedar temen. Kalo ngomongin sahabat, aku jadi pengen nge-review semua sahabat-sahabatku dari kecil sampe sekarang. Kenapa sahabatku bisa lebih dari satu? Karena untuk punya sahabat, aku cukup merasa kalo dia adalah sahabatku tanpa perlu memikirkan dia mengakui aku sebagai sahabatnya atau nggak. Jadi, untuk punya sahabat, aku nggak perlu pengakuan dari dia, cukup dari apa yang kurasain aja. Itu prinsipku. Yeah. Dari kecil, aku emang punya banyak sahabat, banyak banget. Bahkan lebih banyak daripada cabang Indomaret. Bagiku sahabat itu bukan orang yang selalu nge-dukung kita saat benar ataupun salah, tapi sosok sahabat itu adalah orang yang mendukung saat benar dan menasihati saat temennya salah. Itu yang udah jarang dimiliki sama anak jaman sekarang.
Kalo dia narkoba, dia bakal ngajak temennya, "Eh, lo kalo emang sahabat gue, lo harus nyabu juga dong." Dan temennya yang juga sesat malah, "Jelas dong, kan lo sahabat gue. Jadi kita harus selalu bareng-bareng." Empat kata buat orang yang kayak gitu, CEMEN ABIS LU KAMPRET! Nah, nge-reviewnya sekarang aja ya. Kita mulai dari sahabat aku pas kecil. Cekidot..
1. Bagus (2002-selamanya)
Dia ini adalah sohib aku yang pertama kali sejak aku muncul di bumi. Dulu sebelum kita sekolah, tiap hari kami selalu bareng-bareng. Kemana aja. Beli mainan sama, makan sama, dan nangis juga sama-sama. Kenapa kami bisa selalu bareng? Karena kami ini tetanggaan. Jadi mempermudah kami dalam merajut hubungan
Nih, kalo diilustrasikan via Paint |
Yang Warna Oren itu Fly Over! |
Bagus ini mengajarkan aku banyak hal tentang pesahabatan, dia orangnya suka ngasi motivasi. Walaupun dulu pas kecil dia cengeng banget, tapi pas udah remaja terakhir kali aku jumpa, dia orangnya dewasa banget, Entah apa yang bikin dia jadi berubah total gitu, cara ngomongnya itu udah kayak mau ngajakin gabung bisnis MLM. Dan sejak kecil, si Bagus ini orangnya suka menceburkan diri ke dalam masalah. Dan ujung-ujungnya karena aku masih bego, aku ikut nyebur juga. Oh, iya BTW aku sama si Bagus ini juga satu TK, tapi pas SD kami udah pisah. Dan pas kelas 2 SD, kami udah jarang ketemu sampe sekarang karena udah punya kesibukan masing-masing.
Tapi kalo kata si Bagus, "Persahabatan itu bukan soal sering nggaknya kita ketemu, tapi soal sering nggaknya kita mengingat persahabatan ini. Walaupun kita udah jarang ketemuan dan bicara, tapi persahabatan ini nggak pernah mati. Sekarang kita emang udah harus pisah. Kita udah harus memikirkan masa depan masing-masing. Sahabat bukan orang yang selalu ada untuk kita, tapi orang yang selalu berdoa untuk kita. Dalam menjalani kehidupan menuju sukses, kita nggak harus sama-sama. Karena tujuan kita pasti beda-beda. Tapi, satu yang pasti, kita akan bersama-sama saat mendobrak gerbang kesuksesan." Hiks, sampai ketemu di pintu gerbang, Gus!
2. Ricky (2009-selamanya)
Manusia siluman kampret ini emang bener-bener nyihir aku untuk mau sahabatan sama dia. Banyak kesamaan yang kami punya, aku anak polisi, dia juga. Aku orang Jawa, dia juga. Huruf depan namaku R, dia juga. Dan intinya kami sama-sama
Hingga akhirnya, karena bosen nyukain banyak cewek, kami mulai nentuin pilihan. Ya, kami bertarung untuk memperebutkan seorang cewek, sebut aja namanya Anisya Andriani Putri Yulandari Hariadi Nasution (karena nama Bunga terlalu mainstream). Aslinya, nama cewek itu panjang banget, kalo ditulis nama lengkapnya bakal nggak cukup satu halaman nih (mulai lebay). Jadi, kita biasa manggil dia Bunga. Lah. Btw, si Bunga ini termasuk cewek favorit di sekolah. Nggak cuma anak SD, anak SMP dan SMA banyak yang ngebet sama si Bunga ini. Banyak cowok keren, anak band, anak basket, cowok yang badannya sixpack ngantri untuk si Bunga ini. Konyolnya, dengan modal makan tempe tiap hari, kami memberanikan diri untuk ikut ngantri. Setelah berjuang beberapa lama dan didukung si cewek mulai kasian sama kami, dia menentukan pilihannya. Dia milih aku. Wow! Aku hampir nggak percaya. Aku jadi kasian sama si Ricky. Tapi yang namanya sahabat, dia cuma ketawa-ketawa miris doang. Kami cuma menikmati cara kami. Nggak ada istilah sakit hati. Ternyata besoknya aku denger kabar kalo si Ricky udah kecanduan makan garpu. Efek tekanan batin dan galau. Pergi dari soal cewek, aku sama Ricky itu emang deket banget, banyak yang ngira kami saudaraan. Muka kami emang agak mirip. Sama-sama mirip kolor. Kolor segitiga, segitiga phytagoras lagi. #apaini
Tapi, sekarang kami emang udah pisah. Setamat SD, Ricky memilih melanjutkan hidup di Semarang. Dia dan keluarga pindah ke Semarang, terakhir aku jumpa sama dia pas abis UN SD, kita main futsal bareng. Malemnya, aku bener-bener ngerasa sedih. Baru kali itu aku ngerasain kalo kehilangan sosok sahabat yang biasa selalu di sampingku pergi ninggalin aku. Dan parahnya, semenjak SMP, si Ricky ini udah jarang pake social media, paling cuma tiap liburan semester alias 6 bulan sekali. Katanya sih nggak dikasih sama orang tuanya. Syukurnya sekarang dia udah mulai sering main Twitter. Mungkin udah dikasi sama orang tuanya. Tapi, apalah arti cuma ngobrol di Twitter. Sampe sekarang, aku nggak pernah lagi ketemu sama Ricky, aku nggak pernah tau apa dia masih pendek atau nggak, masih pesek atau nggak, masih laki-laki atau nggak.
Ilustrasi Jarak Medan-Semarang |
Bahkan aku sama Ricky pernah kepikiran untuk ngebangun Fly Over Medan-Semarang supaya lebih gampang ketemu, kayak gini ilustrasinya :
Jadi, kalo kalian ngeliat dibangun Fly Over Medan-Semarang, kalian jadi tau kalo mereka nyuri konsep kami.
3. Reza & Alya (2011 - selamanya)
Dua orang ini aku kenal semenjak SMP, di kelas Aksel tepatnya #ceileh
Reza adalah orang yang datang dari masa depan, abad 31 dan datang ke masa sekarang untuk memperbaiki masa depan. Sedangkan Alya, dia adalah sohib aku yang pertama kali berjenis kelamin wanita. Bersama dua orang absurd ini, aku selalu ke kantin bareng mereka. Kami ini lengket banget, lebih lengket daripada upil. Sebenarnya untuk nge-review dua orang ini susah juga karena aku harus nge-review satu-satu. Dan intinya kesamaan kami bertiga, kami sama-sama suka bola. Walaupun si Alya berada di posisi celengan kalo dibandingin sama kami berdua, tapi cuma dirinya lah yang pernah ke Old Trafford langsung! Gila!
Bersahabat tiga orang sekaligus ini susah, harus selalu ada penengah. Misal kalo aku sama Alya berantem, Reza harus jadi penengah. Kalo Reza sama Alya berantem, aku yang jadi penengah. Kalo misal aku dan Reza berantem sama Alya, pasti rusuh! Yang nengahin bisa satu kelas. Tapi, dibalik itu semua, mereka ini adalah orang yang bisa membuat hidupku jadi berwarna. Kebiasaan kami untuk menjebloskan diri ke dalam masalah adalah salah satu keunikan sendiri. Kalo nanya mereka orangnya gimana, si Reza ini adalah pria idola wanita sekolah. Dia bisa dengan mudahnya berganti-ganti pacar. #prokprokprok Nah, kalo si Alya ini adalah sosok wanita yang suka menjadi bahan perhatian, mungkin dia punya cita-cita untuk jadi seleb tapi gagal. Tapi, dia adalah orang yang bisa membuat perbedaan. Saat kelas lagi sepi nggak berwarna, dia punya bakat tersembunyi untuk mewarnainya. Good Job, Bro!
GAME : Bantu Rizki untuk menemukan jalan menuju sekolah Reza. |
Jadi, kalo kalian ngeliat dibangun Fly Over untuk menghubungkan satu sekolah dengan sekolah lainnya, kalian jadi tau kalo mereka nyuri konsep kami.
Tapi yang bakal kuinget, kalian berdua udah mencatatkan sejarah di hidupku. Aku tau aku mungkin juga udah jarang ngobrol sama mereka ini. Bukan karena aku lupa sama kalian, tapi ini saatnya kita memikirkan tujuan kita masing-masing. Yang kalo inget quote si Bagus tadi, sampai jumpa di gerbang kesuksesan.
4. Amed The Mighty (2011-selamanya)
Khusus yang satu ini, bukan orang tapi geng! Iya, geng! Atau kalo dipersempit lagi maknanya, eehh.. Boyband. Boyband ini diisi sama aku, Amed, Kevin, Vero, dan Fian. Boyband ini berawal saat guru kesenian nyuruh buat kelompok dan nyanyiin lagu daerah. Nggak mau mainstream, kami milih lagu Sajojo. Sebenarnya pas lagi latihan, semua berlangsung biasa aja. Nggak ada tanda-tanda bahwa dari perkumpulan itu akan terbentuk sebuah boyband yang solid. Tapi, pas kami latihan ulang di sekolah, entah atas dasar apa, Amed menggoyang-goyangkan tangannya dan terbentuklah inspirasi kalo kami nggak akan sekedar nyanyi. Tapi juga menari. MENARI. Atau lebih tepatnya, Kumpulan COWOK yang sedang MENARI. Tapi, alhamdulillah, setelah ada inspirasi itu, kami dapet nilai tinggi dan melanjutkan karya-karya absurd lainnya. Kayak lagu Uptown Girl, dsb. Bosen dengan boyband, kami beralih jadi main perkusi, menggabungkan berbagai lagu, menyambungkan satu lagu dengan lagu lainnya yang malah terkesan maksa. Prinsip saat itu adalah apapun lagunya, dangdut alirannya. Tapi, gak cuma di kesenian, tiap ada kerja kelompok kami selalu sama-sama. Kami selalu mencoba membuat perbedaan, lain daripada yang lain. Itulah ciri khas kami. Soal nama gengnya (baca: boyband) kenapa Amed The Mighty? Kalian pikir kami tau? Nggak! Tapi, kisah persahabatanku kali ini selalu berujung dengan perpisahan.
Vero harus pindah ke Bandung, katanya karena dia pengen masuk ITB. Kalo Fian, dia milih masuk ke salah satu SMA Swasta di Medan. Dan itu merupakan pilihan mereka sendiri. Sedangkan Amed dan Kevin, memilih untuk SMA di tempat yang sama dengan aku.
Ilustrasi Medan-Bandung |
Vero pernah kepikiran ngajak aku buat nge-bangun Fly Over Medan-Bandung, cuma aku nggak mau. Modalnya udah abis buat bangun beberapa Fly-Over tadi. Kasian.
Itu berbagai review tentang sohib aku. Aku cuma mau bilang sama kalian, mungkin saat ini aku nggak bisa sesering dulu bisa ketemu kalian, ngobrol bareng kalian, jalan-jalan bareng kalian lagi. Kita udah SMA, aku udah milih jalanku sendiri, begitu juga dengan kalian. Inget, sahabat itu bukan soal sering nggaknya kita ketemu.
Lebaran beberapa waktu lalu aku ketemu si Bagus lagi, aku bilang sama dia, "Gus, kok sombong sekarang ya? Nggak nanya-nanya lagi, minimal nanya apa kabar kek?" Mungkin karena udah lama ikut seminar MLM, dia jawab, "Kita ini bukan lagi pacaran yang harus selalu ngasi tau kabar. Nanya lagi apa, chatting tiap hari. Tapi kita ini sahabat, kita cuma perlu saling mendoakan. Sekarang ini kan kita harus ngurusin masa depan kita dulu. Jangan gila jalan-jalan sama kawan-kawan." Jleb. Kayaknya semua yang dibilang Bagus ke aku itu bener. Jadi, aku ngambil kesimpulan,
Ada kalanya sahabat itu nggak bersama. Semua manusia punya tujuan hidup masing-masing. Dan pastinya dengan jalan yang berbeda-beda. Yang kujadiin contoh Vero tadi, dia pengen masuk ITB, jadi dia milih sekolah di Bandung. Itu pilihan dia, walaupun kami bersahabat, kami nggak bisa maksa dia untuk tetep di Medan. Saat SMA ini, kita lebih baik memikirkan masa depan kita dulu. Perjuangan kita tinggal selangkah lagi. Sobat, mungkin kita nggak bisa bersama dalam perjalanan ini. Tapi, saat kita membuka gembok gerbang kesuksesan, kita udah punya kunci masing-masing. Dan kita bisa membukanya bersama-sama. Sampai Jumpa di gerbang kesuksesan.
Ya, kata-kata motivasi aku udah mirip orang yang nawarin bisnis MLM. Kenapa MLM lagi? Bodoamat. Jadi, buat semua sahabat-sahabatku, aku mau berterima kasih banyak atas kebahagiaan yang telah kalian berikan. Satu untuk Semua, Semua untuk Satu. Dari post tadi, aku selalu buat tahun-selamanya di judul tiap poin. Ya, itu tandanya nggak pernah ada istilah, bekas sahabat atau mantan sahabat. Kalo mantan pacar, bisa jadi ada. Jadi, menurut aku kalo ada yang bilang, "Lo bukan sahabat gue lagi." Ya, itu hanyalah emosi sementara. Karena nggak pernah ada istilah mantan sahabat.
Di dunia ini, tidak ada sepatah kata pun yang mampu melukiskan indahnya alam dan indahnya persahabatan - Life is Wonderful.
Hari ini mungkin kalian mikir, "Ini si Kampret kok bisa keren?" Buehehe... Kalo ada unek-unek yang mau disampein, silahkan aja kasih komentar di commentbox ya, dengan bahasa yang sopan dan bijak. Thanks!
Gue setuju banget sama quote yang terkahir
BalasHapus"Di dunia ini, tidak ada sepatah kata pun yang mampu melukiskan indahnya alam dan indahnya persahabatan - Life is Wonderful." keren ;))
Iya.. persahabatan emg indah banget
Hapus