. SiRizki: Aksel Itu....

Senin, 28 Oktober 2013

Aksel Itu....






Sebelumnya, aku mau bilang "SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAAAALLLL..... AAAKKKK...." *capslockjebol* *lari* *sambiltelanjang* *diintiptukangsayur*

"SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA JUGA YAAA!!!!"

Sebelumnya juga, tulisan ini ku persembahkan buat kalian semua.
Assalamualaikum, warohmatullah.. wabarokatuh..

*benerin mukenah*

Setelah sekian lama berseragam SMA (masi baru bego), aku jadi kangen masa-masa SMP dulu. Saat-saat dimana aku masih di kelas Aksel #ceileh, saat bercandaan bareng temen sekelas, kadang lucu banget, kadang garing banget. Saat dimana aku dan temen-temen masi bego, ya bego. Bego karena dengan polosnya mendownload 3GP lewat kalkulator. 

Masa-masa SMP itu adalah masa sekolah terbaik bagiku sampe saat ini. Aku nggak tau kenapa, bisa jadi karena sekelas itu cuma 20 orang. Kok sikit banget? Iya, aku ngambil kelas Aksel. Apaan tuh? Semacam bimbel ya? Gini, aku kasih tau dikit ya. Aksel atau Kelas Akselerasi itu adalah program percepatan belajar bagi siswa yang memiliki potensi lebih. Jadi, SMP yang seharusnya 3 tahun disingkat jadi 2 tahun. Tentunya dengan program pelajaran yang serba cepat dan diawali dengan seleksi yang ketat. Mulai tes tertulis sampai Tes Potensi Akademik. Istilahnya kalo di kuliah kayak Semester Pendek. Dimana kalo di Aksel, satu semester itu 4 bulan dan ulangan bulanan dilakukan sebanyak 2 kali sebulan. Kesimpulannya, seminggu belajar, minggu depan ujian. Emang gila. Makanya wajar aja kalo otak harus kenceng dan tangan juga harus kuat dan kenceng nyatet. Makanya tangan anak aksel berotot semua. Dan di rumah juga harus banyak latihan tangan. Jangan mikir yang aneh-aneh dulu, maksudnya ngangkat barbel.

Mungkin banyak yang mikir kalo anak aksel itu kuper, nggak jago olahraga, taunya cuma belajar. Yang bilang gitu ku do'ain kupingnya diemut kuda. Enak aja... Nanti aku buktiin kalo omongan kalian itu SALAH! 

SALAH! INGAT! SALAH! INGAT SELALU! PILIH SA-LAH! PILIH SAMYUL dan LAHDUDDIN!

Lah, malah kampanye...


Selama di Aksel, kita juga dikasi fasilitas berlebih kayak komputer di kelas, meja yang ada lokernya, sampe loker yang ada mejanya, kursi busa yang empuk, TV, dan dispenser. Dan kita juga dikasi kebebasan untuk mendesain formasi meja, boleh segitiga, segiempat, segilima, semuanya boleh asal jangan segisembilan. Modalnya nggak cukup. 



Karena.... 

Entar lupa, 

Aku sedang mencoba mengingat, menutup mata, dan melihat rekaman hitam putih masa lalu. Melihat hari pertama di kelas Aksel seusai lulus seleksi. Melihat Kepala Sekolah, Pak Sabilal mempresentasikan "Apa itu Akselerasi?" Iya, saat itu dia bilang, "Di kelas ini kalian bebas. Karena khusus buat Aksel, belajar itu harus dinikmati. Gunakan cara kalian sendiri, guru tidak bisa melarang kalian duduk seperti apa." Iya, itu dia alasannya. Gila, lebay banget ya mau nerangin itu aja.

Pokoknya, banyak hal cerdas dan bego yang kita lakuin bersama. Apalagi kalau bukan perbedaan kepribadian masing-masing siswa dimana perbedaan itu bukan mengakibatkan perpecahan tapi malah kesempatan untuk saling mengisi. Di Aksel ini, kami selalu punya sosok yang memiliki spesialis masing-masing, contoh salah satu temenku yang pindahan dari Jakarta yang selalu hadir dengan gaya bahasa Jakarta-nya, Fira. Posisinya sebagai bendahara di kelas. Dia memiliki kemampuan sebagai "ibu" di kelas Aksel. Dia mengayomi teman-teman lainnya. Nggak segan baginya untuk menegur temennya yang nge-langgar aturan dan ngasi nasehat ibarat Mamah Dedeh.

Trus ada Kevin sebagai ketua kelas. Nggak tau gimana mendeskripsikan ketua yang satu ini. Dia dewasa dan polos. Karena kepolosannya, dia harus menerima dua kenyataan pahit. Sebagai ketua, tentu dia pernah marahin yang lain karena nggak taat aturan. Dan kuulangi sekali lagi, karena kepolosannya, tiap kali dia marah nggak serem dan kalo dia ngelawak malah jadi garing. Ya, itulah hidup. Penuh dengan pilihan. Walaupun semua pilihannya nggak ada yang benar. Oh, iya, aku mau ngasi tau siapa aja sih yang ada di Aksel ini...

Alya & Reza : Sohib selama di Aksel.

Kevin, Fian, Vero, dan Ahmed : Ini adalah geng disfungsionalku. Eh maaf bukan geng, tapi majelis. *krik krik krik*

Fira, Salsa, Farhan, Ahmad : Kayak yang kubilang tadi, Fira punya kepribadian sebagai sosok "ibu". Sedangkan Farhan dan Salsa? Bisa dibilang mereka yang sukarela membantu Fira. Tapi, mereka ini juga bersahabat satu sama lain. Kalo Ahmad kayaknya cuma deket sama Farhannya doang.

Raisha, Fatin, Mia : Aku nggak tau banyak tentang mereka, tapi yang jelas mereka bertiga ini suka digangguin sama salah satu temenku, Raka. Soal Raka nanti kuceritain. Tapi bukan berarti si Raka suka ya, cuma nggak tau si Raka emang suka iseng.

Kalo Mia, nggak cuma Raka aja yang suka ngisengin dia, tapi satu kelas. Bahkan sampe dia nangis, pernah suatu kejadian pas kucing kesayangannya si Mia, Choco hilang. Dia sampe nangis-nangis pas pagi-pagi di sekolah. Beberapa saat kemudian, tangisannya mulai reda. Karena iseng, kami teriak-teriak dengan wajah tak bersalah, "Choco mana ya? Choco mana ya? Kok bisa ilang.. Yang jahat itu yang nyuri apa yang punya ya? Kok nggak dijagain?" Finally, dia nangis lagi. Kami bersorak penuh kemenangan.

Memang soal mereka bertiga aku nggak tau banyak, tapi rang yang paling nggak aku ketahuin apa-apa di antara mereka bertiga adalah Fatin. Yang aku tau cuma kalo dia suka sama Kevin. Itupun masih isu aja. Nggak tau bener apa nggak. Tapi sih menurut temenku gitu, kata sahabatku juga gitu, kata acara selebritis Silet juga gitu. (Oke, ini lebay)`

Raka, Nayomi, Said, Fattah : Kita mulai dari Said, dia ini adalah manusia kampret yang selalu menguntit aku kemanapun aku sekolah. Pas SD, aku sekelas sama dia. Aku pindah sekolah pas SMP, dia juga ikut. Sekelas lagi. Pas SMA aku pindah lagi, dia juga ikut. Untung aja nggak sekelas. Aku jadi takut lama-lama aku bisa jatuh cinta sama dia, terus hubungan kami diekspos media, terus NabilahJKT48 nge-sms, "Kamu kok tega giniin aku? Asal kamu tau aja, walaupun kamu udah abnormal, aku tetep cinta sama kamu." Aku pasti langsung nangis, terus bales,

"Maaf, aku tau cintamu lebih besar darinya. 
Inilah akhirnya harus kuakhiri.
Sebelum cintamu semakin dalam.
Maafkan diriku memilih setia.
Walaupun ku tahu cintamu lebih besar darinya" 

Lah, malah nyanyi. Pas mau dikirim,

"Maaf, tadi dibajak." 

Terus ada Nayomi, dia tipikal pendiam, nggak terlalu berpengaruh di kelas. Ibaratnya kalo di Liga Spanyol dia ibarat Real Zaragoza, nge-rame-rame-in aja. Nggak ada dia nggak apa-apa, ada dia juga nggak apa-apa. Eh, ini bercanda loh. Serius banget... Nggaklah, Nayomi ini orangnya asik. Sohibnya si Kevin, trus dia juga orangnya polos. Nggak terlalu katrok kayak aku. 

Lanjut ke Fattah, dia adalah temen TK-ku dulu. Fisiknya sangat "babyface" makanya wajar kalo tiap ada study tour, guidenya ngomong, "Anak siaaappaaa inniiii??? Cuppp cupp cuppp..." Geli banget.. Trus dia juga punya suara yang gledek banget. Walaupun ukuran badannya di bawah rata-rata tapi suaranya di atas rata-rata.

Next, Raka. Dia adalah rangking satu di Aksel. Langganan juara kelas. Aku yang juara dua. #pamer. Walaupun pinter, dia rada absurd. Pernah suatu hari aku ngalamin peristiwa bego bareng dia. Kan di kelas Aksel ada disediain microphone buat guru dan untuk keperluan presentasi. Tapi, sayangnya kami malah jadiin Mic-nya untuk perbuatan yang tak senonoh. Kayak beatbox atau lomba keras-kerasan ngeluarin suara lewat ketiak. Hingga suatu ketika nggak sengaja aku sama Raka numpahin air dingin ke mic-nya. Sial, mic-nya malah rusak. Sebagai juara 1 dan 2 di kelas, aku dan Raka merasa ilmuwan, merasa ngerti teknologi karena pengalaman jaga warnet 3 tahun. Kami bereksperimen. Jadi, karena yang ditumpahin tadi adalah air dingin, kami tumpahin lagi air panas ke microphonenya supaya normal kembali. Kebetulan di kelas ada dispenser, jadi tinggal pencet tombol air panas aja. Apa yang terjadi saudara-saudara? KITA KESETRUM. Shit! 

Dimas & Shadiq : Mereka adalah tumbal di kelas. Tiap ada apa-apa, selalu mereka yang kena. Kalo misal si Vero mecahin vas bunga, kita malah teriak, "Wayoo Dimass.. Wayoo Dimass.." Nggak segan pula kalo misal ada guru yang nanya siapa pelakunya, kami jawab mereka berdua. Kalo Dimas orangnya rada homo, dia suka nyubit-nyubit pipi sesama pria. Terutama aku, Nayomi, dan Fattah. Kalo lagi nyubit, dia suka ngomong,

"Ihhh... Chubby-nyaaa... Geyeeemmm" seru Dimas sambil monyong-monyongin mulutnya.

"Wiiihh... Chubby chum-chum." Istilah buatan Dimas yang paling menggelikan.

"Oooaahhh.... CHHYYAAABBB..." seru Dimas diikuti wajah mirip om-om sedang horny. 

Dia juga suka hampir-hampir nyium cowok gitu. Geli pokoknya. Pengen rasanya nge-buang Dimas ke laut lalu ditarik lagi pake pukat harimau dan hidungnya dibekep pake kaos kaki.

Kalo Shadiq, dia paling sering diejek. Orangnya kecil walaupun keturunan Pakistan. Dia sering banget diejek, sampe kelewatan malah. Apalagi nama orang tuanya, kasihan memang. Nothing Special.


Terakhir, aku. Rizki Alfarizi... Sosok yang ganteng, punya banyak gebetan, tapi nggak pernah jadian. Oke, cukup.

FYI, di sekolahku, Akselerasi kami adalah Akselerasi angkatan ke-enam. Dan kami adalah angkatan pertama untuk Aksel yang diadakan tiap tahun. Karena biasanya, Aksel cuma diadain 2 tahun sekali. Tapi nggak dengan kami. 

Banyak pengalamanku di Aksel ini, mulai bisa berkenalan dengan sohibku, Reza dan Alya terus punya geng yang bernama Amed The Mighty. Yap, sebuah geng yang serbabisa. Yang beranggotakan aku, Kevin, Ahmed, Fian, dan Vero. Tiap kerja kelompok kami selalu bersama. Dan homebase kami adalah rumah Vero. Meski rumah itu udah nggak ditempati Vero lagi. Ini adalah geng sekaligus kelompok belajar yang luar biasa. Aku ngerasa kalo ini adalah kelompok belajar terbaik.

Banyak kejadian seru yang kami alami soalnya mengerjakan tugas kelompok itu nggak kami bawa serius, tapi bercanda. Ya, sesuatu yang kami kerjakan serius selalu berakhir gagal, tapi kalo cuma nyoba-nyoba alias bercanda selalu berhasil. Pengalaman absurd selama ngerjain tugas kelompok juga banyak, mulai ngerjain tukang becak, foto-foto norak di becak, nge-rebus coklat Silverqueen, sampe dengan sotoynya nyembuhin kaki Kevin yang koyak karena kena kaca.

Yang terakhir itu absurd banget, kami nyembuhin kaki Kevin dengan polosnya. Sebagai teman, Kevin nggak bisa berbuat apa-apa. Kakinya kami ikat, mulutnya disumpel pake dispenser. Tapi, kami cukup berhasil. Padahal awalnya, darah yang mengucur dari kaki Kevin cukup deras, tapi dengan semangat sambil bercanda, kami bisa menghentikan darah yang mengalir dan menutupnya pake kapas. Tapi nggak sampe situ aja, 5 menit kemudian, secara nggak sengaja Ahmed malah nginjek kaki Kevin yang barusan luka. Yang ada, darah mengalir lebih parah dari yang tadi. 

"Lontong lah..." seru Kevin kesal.

"Ya, namanya juga nggak sengaja." balas Ahmed merasa tak bersalah.

"Sabar, namanya juga cobaan." timpal Fian sambil niru gaya Rhoma Irama. Yang jijiknya, kancing bajunya dibuka sampe dada.


Pokoknya masih banyak pengalaman lainnya yang nggak kalah seru kayak ngerjain tugas gagal buat Cupcake, dsb.

Amed The Mighty


Pengalaman lainnya di kelas Aksel adalah saat kami mengikuti pertandingan Basket dan Futsal antar kelas akhir tahun lalu. Tahun sebelumnya, kamu cuma jadi juara 4 di cabang futsal. Kalo basket, tahun sebelumnya kami emang jadi juara, tahun ini juga. Jadi, yaaa nggak terlalu kaget. *sombong* *tepok jidat* *eh jidatnya pecah*


Kalo basketnya udah juara, futsalnyaa....

Aku mau cerita bagian futsal aja ya...
Begini ceritanya.... *naikin sarung* *malah melorot* *lupa pake kolor* *keliatan deh* *naikin sarung lagi*

Berbulan-bulan sebelum pertandingan, kami emang udah nyiapin segalanya. Mulai latihan sampe perlengkapan kayak jersey tim. Itu semua kami lakuin supaya bisa jadi juara dan keliatan keren. Dan kami juga nggak mau jersey yang desain sendiri atau custome design tapi jersey klub kayak jersey Madrid, MU atau yang lain. Tapi dikasih nomor yang udah kami pilih sebelumnya. Pilihan kami jatuh pada jersey Real Madrid dua tahun lalu yang warna hitam-emas. Kenapa warna hitam? Biar nggak kotor kalo jatuh, kan nggak banget kalo baju kotor-kotor. Jijay cyinn... Setelah penentuan nomor masing-masing, kami pesen jerseynya via online. Walaupun cuma mesen yang KW Thailand, tapi kami udah seneng banget. FYI, maksud KW Thailand disini bukan banci Thailand ya.. Tapi kualitas KW-nya yang kualitas Thailand. Kalo yang udah biasa beli jersey pasti ngerti. Balik lagi, aku aja udah lupa siapa penjualnya. Pokoknya pas barangnya datang, emang sesuai harapan. Thanks gan!

BTW, aku milih nomor 23.

Ehh ciyeee.... Tanggal jadiannyaa yaaaa...... Ciyeeee.... Ciyeeee...

BUKAN! Sejak kapan aku jadian?

Aku milih nomor 23 karena suka aja sama nomornya, keren.

Singkat cerita, berbulan-bulan kemudian... Saat jersey yang kami beli juga udah kusam, yang awalnya warna hitam jadi abu-abu, yang awalnya ada strip emas, malah stripnya berubah jadi "emas" beneran. (Ini bohong)
Dan yang kepilih buat jadi tim Futsal kelas ada aku, Kevin, Raka, Nayomi, Reza, Dimas, Vero, Ahmed, Said, Fian, dan Shadiq. Dengan Kevin dipercaya sebagai kapten tim.

Skip lagi...
Di babak penyisihan, kami berhadapan dengan kelas 8B, dimana kelas ini merupakan salah satu kelas terkuat karena diisi sama anak-anak SSB. Mereka punya skill individu diatas rata-rata, kalo nendang bola beuuhh... Kerasa bunyinya.. Menang bunyi doang sih, kerasnya nggak.Tapi kami juga berhasil menang, 3-1 kalo nggak salah.

Masih ada lagi saat kami lawan 8A dan satu lagi yang aku lupa lawan siapa. Pokoknya dua-duanya kami menang 2-1.

Loh kok tiba-tiba udah menang aja?
Yah, kan nggak mungkin ku ceritain masukin bolanya satu-satu. Capek

Pokoknya hingga kami berhadapan sama kelas IX-C di final. Saat final, keadaan hujan deras. Lapangan banjir hingga akhirnya pertandingan ditunda. Tapi karena hujan nggak berhenti-berhenti, pertandingan tetep dilanjutin. Di final, aku nggak main dari awal. Males, lagian tanganku dingin karena grogi. Serem banget, babak final ini rasanya sama kayak malam pertama. Menegangkan, tapi seru.

Hujan yang deras, petir, dan awan hitam menambah tegang keadaan. (Ciye.. Apanya nih yang tegang?)

Awal babak pertama, kelas Aksel terlihat sedikit grogi. Banyak kesalahan-kesalahan fatal yang dilakukan. Penguasaan bola terlihat dikuasai sama kelas IX-C. Bener aja, baru 5 menit babak pertama, Aksel udah kebobolan lewat gol Naufal. Jagoan kelas IX-C. Tapi BTW, nggak cuma IX-C yang punya jagoan, kami juga punya, si Kevin. Dia ini pemain multitalenta, olahraga apa aja bisa. Futsal, Basket, Badminton, sampe olahra ski lintas alam dia juga bisa! Tapi kelebihan utama dia emang di sepak bola, gocekan-gocekan mautnya emang udah ditakuti di seantero sekolah. Wajar aja, kayaknya sepak bola emang udah bakat keturunan dari kakeknya. Soalnya kakek Kevin ini merupakan salah satu legenda penonton sepak bola Indonesia. Loh?

Udah ya, hingga babak pertama usai, skor masih 1-0 untuk IX-C. Sebagai teman yang baik dan sotoy, aku ngasi mereka beberapa motivasi pas babak turun minum. Banyak kata-kata mutiara yang aku kasih,

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. ~ Winston Churchill

Anda harus mempelajari aturan permainan. Dan kemudian Anda harus bermain lebih baik dari orang lain. ~ Albert Einstein

Tentu saja hal ini sulit. Ini seharusnya menjadi keras. Jika itu mudah, semua orang akan melakukannya. Sulit  yang membuatnya hebat. ~ Michael Jordan

Rasa sakit yang Anda rasakan hari ini adalah kekuatan yang Anda rasakan besok. Dengan setiap tantangan yang dihadapi, ada kesempatan untuk tumbuh. ~ Michael Jordan

Seratus tiga puluh lima jutaPenduduk IndonesiaTerdiri dari banyak suku-bangsaItulah Indonesia ~ Haji Rhoma Irama
Seusai aku ngasi motivasi, mereka nggak mau main lagi...
Lanjut ke babak kedua, di babak kedua Aksel udah bisa bermain lebih tenang. Umpan-umpan pendek seperti biasanya udah mulai bisa diterapkan walaupun penguasaan bola masih didominasi sama kelas IX-C. Malang, bukannya mengejar ketertinggalan, IX-C malah menambah pundi-pundi golnya lagi-lagi lewat kaki Naufal. Skor berubah menjadi 2-0. IX-C semakin tampil trengginas, mereka terus menggempur habis-habisan gawang Aksel. Untung aja Fian tampil luar biasa hari ini. Kalo aja dia tampil nggak kayak gini misal tiba-tiba celana dalamnya kebalik. Yang seharusnya gambar Tsubasa ada di depan malah ke samping. Kalo aja gitu, pasti kami kebobolan lebih banyak. Melihata diserang bertubi-tubi, aku sebagai pemain cadangan bersama pemain cadangan lainnya cuma bisa tertunduk lesu.
Setelah berselang cukup lama, kami bisa mencetak gol pertama lewat gerakan 180 derajat si Kevin. Skor berubah 2-1. Di pertengahan babak kedua, serangan IX-C mulai kendur, tapi nggak bagi Aksel. Kami balik menggempur pertahanan mereka. Bener aja, nggak perlu waktu lama gol kedua Aksel yang ditunggu-tunggu datang juga. Kali ini lewat kaki sang Supersub, Reza. Sohibku. Dia emang spesialis pemain pengganti, dia mencetak gol kedua setelah menerima assist Kevin. Skor menjadi 2-2.
Keadaan semakin menegang, aku yang disuruh Kevin masuk, malah nolak. Karena kakiku dingin, beberapa saat kemudia Raka juga ditarik keluar digantikan Dimas. Menurutku ini pas banget, Dimas adalah pemain yang punya tipikal pekerja keras, tipe pengangkut air. Bukan maksudnya yang lain main dia ngangkutin air dari sumur terus ditumpahi ke tengah lapangan. Bukan. Tapi, rajin keliling lapangan. Dia juga pemain yang selalu merasa nggak ada beban. Saat yang lain tegang, dia malah ketawa-ketawa sambil meper-meperin upil.
Penonton di pinggir lapangan semakin rame, rata-rata ngedukung kelas IX-C. Nggak tau kenapa, pemain Aksel semakin tertekan karena ledekan-ledekan dari penonton,
"AKSELLLLL BEGOO.... AKSEELLLL BEGOO..." 
Nggak jarang pula kata-kata jorok mulai yang ada di kebun binatang sampe yang di dalem celana disebutin. Tapi, semua itu malah jadi pelecut semangat.
Yang lain tegang, Dimas malah sibuk balasin ledekan penonton,
"Lah, daripada kalian.... Nggak masuk final." Rata-rata penonton adalah pemain-pemain kelas yang udah gugur di babak sebelumnya.
"Weeekkk... Iri aja bilang, su!"
Dimas malah makin mesum,
"Sini Dimas cium mau?? Kalo mau... Nihhh...  Satu kecupan manis dari Dimas spesial buat kalian. Mwwuaahh..."
Seluruh penonton membelah diri.
Inilah Dimas...

Babak kedua masih berjalan, kini Aksel malah menguasai jalannya pertandingan, terlihat Dimas bisa menahan dengan baik tiap formasi serangan yang coba dibangun anak IX-C. Mungkin mereka juga takut dicium trus dinikahin. Nggak perlu waktu lama, Kevin mencetak bracenya lewat tendangan jarak jauh. Kami bersorak-sorai. Kami berhasil membalikkan kedudukan menjadi 3-2.
IX-C semakin terpuruk, hingga 5 menit menjelang bubar, Aksel mencoba membangun serangan dari tengah. Umpan tarik Nayomi disambut baik oleh Kevin yang tinggal sendiri di depan, berhadapan satu lawan satu dengan kiper. Keadaan seakan slow motion. Ia semakin dekat dengan kiper. Sesaat sebelum men-chip bola kemudian Kevin membelah dirinya menjadi banyak, membuat kiper lawan bingung. (Bo'ongan)
Daaannn.... Yaakkk..... GOOOLLLLLLL!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! KEVIN MENCETAK HATTRICK! Sepertinya dia bakal jadi Top Skor di pertandingan ini. Kedudukan menjadi 4-2!
Terlihat seluruh pemain dan pendukung IX-C mulai lemas. Malah anak Aksel 1 (Aksel yang jadi junior kami, angkatan sesudah kami) yang emang ngedukung kami bersorak penuh kemenangan. Bahkan ada salah satu diantara mereka yang menjerit-jerit histeris, seperti kesetanan. Ternyata penonton itu emang kesurupan. 
Saat-saat gini, aku baru berani buat masuk. Aku udah yakin. Kampretnya, karena yakin waktu udah abis, si Kevin malah ngebuang-buang bola yang berujung direbut sama IX-C, mereka malah mulai menguasai bola. Tanpa disadari, salah satu pemain IX-C melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti. Tendangannya sangat akurat, tepat ke ujung kanan atas gawang Fian. Akhirnya, Fian cuma bisa melongo. IX-C menipiskan kedudukan menjadi 4-3.
"Ahh... Nggak apa-apa." kata Kevin meyakinkan.
Setelah gol terjadi, wasit meniup peluit panjang sebagai tanda laga berakhir. 
"Yeeeaaayyyy!!!! Kita menang!!" teriak Dimas sembari memeluk aku sama Said dengan erat. Ini beneran loh.
"Horeee!!!!" teriak salah satu anak Aksel. 
"Udah yok, masuk kelas. Hujan nih, takutnya demam." tutup Dimas dengan gayanya yang menjijikkan.
Itulah penggalan cerita tentang keberhasilan kami menjuarai pertandingan futsal. Hadiahnya? Aku udah lupa dapet berapa, yang jelas uangnya digunakan untuk bakar-bakar di rumah Said. Luar Biasa!  "Bapak kira Aksel ini cuma bisanya belajar, ternyata juga jago olahraganya." puji Pak Sabilal, kepala sekolah kami.
Pengalaman lainnya di kelas Aksel yang pastinya aku rindu banget adalah saat masih main bola di dalem kelas. Ini brutal banget, kami rela untuk nge-geser-geser meja demi main bola kecil bareng. Walaupun kayak anak-anak, tapi bodoamat yang penting seru. Terus ada saat kami main pedang-pedangan pake pel di kelas sampe pel-nya patah. Kalo nggak salah itu pas jam pelajaran kosong alias gurunya nggak datang. Seru banget, banyak pengalaman seru lainnya di Aksel yang tentunya aku kangen banget.
Semua ceritaku disini sekaligus menjawab semua pernyataan yang bilang kalo anak Aksel taunya cuma belajar, belajar, dan belajar. Anak Aksel juga manusia, bro. Kami bahkan bisa memiliki rasa kebersamaan yang lebih tinggi dari yang reguler. Saat susah bersama, saat seneng juga bersama. Buktinya kalo ada ujian yang susah kami nyontek bersama-sama. Tapi aku nggak mau nulis yang sedih-sedih lagi yaa.. Aku mau bagi-bagi dulu foto-foto kami yaaa...
Pas Kunjungan...
Mendengarkan sesuatu yang nggak kami ngerti sama sekali. Tapi biar oke, liatin aja




Begonya, kenapa foto barengnya dibalik pagar, ya nggak keliatan. Bego








Yang kiri wali kelas kami yaa.. Pak Her, tapi taun pertama aja. Taun kedua diganti Pak Juprijal.

Lah, ini apa? Kan udah ku bilang tadi nggak ngerti







Tampak luar gedung BMKG, gede banget ya kayak Monas








Ini dia Twin Towers. Yang kiri Fira, yang kanan Salsa














Farhan, Raka, Fattah. Ini Fattah yang Baby Face



Begonya diulang dua kali.

Liat orang yang kedua dari kanan, yang megang-megang kayak om-om horny. Itu Dimas.



Farhan sedang nanya, "Pak saya dimana?"

Kakak yang jadi guide. Hati-hati jatuh hati.







Saat Jam Kosong....



Awalnya beresin kelas

Said dan Fattah mulai mencubit pipi satu sama lain


Shadiq ngelawak




Said jadi ikutan ngelawak


Bukan Harlem Shake, tapi semua ikutan ngelawak


Sayang, nggak ada yang ketawa

Hasil dari perang-perangan.


Aku masih nggak nyangka kok bisa patah


Aku lagi, yang mulai ikutan ngelawak


Saat yang lain ngelawak, Mia malah presentasi

Banyak kan komputernya?


Lagi ngangkatin meja, bersiap main bola!

Say Hi! to Mia



Salam Manis dari Farhan




Videonya nih...

                           
Pas pertandingan...




Pertandingan pertama lawan 8-B

Pas basket, tuh ada aku

Bukti juara....






Kalo masih belum percaya, cek aja di smpharapan2.sch.id.

Pokoknya aku kangen kalian semua, terutama Vero yang udah pindah ke Bandung demi ngejer cita-citanya ke ITB. Aku juga kangen menghayal bareng Ahmed dan Vero mulai yang iya-iya sampai yang tidak-tidak. Awalnya, Vero adalah anak yang polos, tapi aku sama Ahmed yang meracuni dia. Yang memperkenalkan dia sama Maria Ozawa, sampe sekarang si Vero masih suka ngayal kawin sama Pevita Pearce. Sekarang aku udah nggak pernah lagi ketemu Vero semenjak dia pindah, denger-denger dia udah jadi pedagang jamu olahan. Tapi nggak tau juga sih, nggak mau fitnah..

Aku juga kangen sama kebegoan Shadiq yang tiap hari telat dan jarang ngerjain PR, dan kalo ditanya guru,

Guru : "Kenapa kamu nggak ngerjain PR?"
Shadiq : "Saya kehilangan ingatan, Bu."
Guru : "Kapan ingatanmu hilang?"
Shadiq : "Kapan?? Apa yang hilang, Bu??"
Guru : "Baiklah."

Aku kangen sama cubitan pipi si Dimas, karena semenjak SMA nggak ada lagi yang nyubitin aku,

"AKU KANGEEENNN DICIUUMM SAMA KAMYYUUHHH....." *ikutan maho*

Kalian semua, aku bangga udah jadi salah satu dari 20 orang hebat ini. Yang nggak cuma bisa belajar, tapi bisa bermain. Aku bangga bisa kenal kalian, cara berfikir kalian yang luar biasa membuat aku suka ketawa sendiri, kadang pinter, kadang absurd. Kalo aja di SMA aku bisa berkesempatan untuk bisa sekelas dengan kalian lagi.... pasti aku nggak mau. Bosen, masak ketemunya kalian lagi.

Setelah baca, coba buat kesimpulan,

Aksel itu..... *isi sendiri*

Udah ah, Bye!


"Jangan takut untuk menjadi yang terlemah diantara orang yang hebat. Karena kamu akan jadi orang yang terhebat diantara orang biasa." ~ Mama Rizki

Baca juga yaa

5 komentar:

  1. Jadi inget SMA, untung cuma masuk kelas unggulan ga sampe masuk aksel. Haha songong nih ane.
    Kangen pake seragam lagi euy.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo masalah pake seragam, ya pake aja bro. Haha... tapi overall kelas unggulan sama aja sih dgn aksel. Beda waktu tamat aja kali

      Hapus
  2. ah, gue gak pernah ngerasain jadi anak aksel, padahal pengen. cuman kayaknya otak gue gak sanggup :V

    BalasHapus
  3. Coba aja lagi, siapa tau dapet. Hahaha

    BalasHapus

Mohon memberi komentar dengan sopan dan bijak. Silahkan komentar sepuasnya, selagi gratis!
=)