When I was just a little girl,
I asked my mother, "What will I be?
Will I be pretty?
Will I be rich?"
Here's what she said to me:
"Que sera, sera,
Whatever will be, will be;
The future's not ours to see.
Que sera, sera,
What will be, will be."
Begitulah petikan dari salah satu lagu yang ditulis oleh Jay Livingston dan Ray Evans yang kalo nggak salah judulnya "Que Sera Sera" (Sotoy mode on). Menurut lirik lagunya, bahwa masa depan itu bukan untuk kita lihat. Yep, aku setuju banget dengan hal tersebut. Untuk masa depan, kita cuma harus bermimpi, berusaha, dan berharap. Jangan pernah berhenti bermimpi karena segala sesuatu itu berawal dari mimpi.
Sama kayak aku, 10 tahun lagi, aku bakal jadi apa ya? 10 tahun lagi umurku udah 23 tahun. Mungkin aku udah kerja, udah tamat kuliah fakultas Teknik Mesin ITB, eitss... BTW aku mungkin udah tamat kuliah di umur 19 tahun. Jangan banyak nanya soal ini, ntar ngawur. Dan di 10 tahun mendatang, aku udah kerja di perusahaan perminyakan di bagian mesin dengan gaji yang besar sesuai cita-citaku selama ini. Aku udah bisa ngasi sebagian dari gajiku untuk kedua orang tuaku dan membuat mereka tersenyum bangga bahwa anaknya bisa mendapatkan cita-citanya dahulu.
10 tahun lagi... Mungkin aku udah mendapatkan pendamping hidup yang setia menemani hari-hari. Membuatkan secangkir teh di pagi hari yang membantuku menenangkan pikiran dan beban hidup, seseorang yang selalu mendukung dan tersenyum dalam keadaan apapun. Mungkin aja dia adalah.... NabilahJKT48, pasangan aku di masa depan. #ngawur #yah #digebukVVOTA
Kenapa sih lo, Ki? Kesurupan Jin Boker?
Sori-sori, tadi ada yang korslet di kolorku.
Dan mungkin beberapa tahun berikutnya aku udah punya sesuatu yang selalu diidam-idamkan seorang ayah dan ibu, anak. Keberadaan anak ini bisa dibilang salah satu penghapus lara. Berdua, aku dan istriku duduk di teras rumah melihat sang buah hati berlari-larian sembari bercerita tentang nostalgia masa lalu. Indahnya...
Aku udah nerbitin buku aku yang judulnya, "Trik ngeluarin eek dari lubang hidung" atau buku tentang tulisan aku sebelumnya, "Cinta Tanda Tanya" dan visitor blog aku udah 1.000.000 lebih.
Dan para buah hati telah mencapai cita mereka, hampir sama dengan yang dialami orang tuanya dulu. Bisa membuatku dan istriku bangga.
Setelahnya, aku udah bisa jadi pejabat di negara ini dan membangun Indonesia bersama sohib seperjuangan dan mengibarkan merah putih di seluruh dunia. Indonesia udah setara sama Amerika, Cina, dan negara maju lainnya. Timnas Indonesia juga udah masuk piala dunia. Dan aku bisa loncat-loncatan nonton secara live di tribun penonton bersama rakyat Indonesia lainnya.
Dan menjalani hari tua dengan menikmati apa yang telah ditabung dulu ketika masih aktif di dunia kerja. Berkeliling dunia bersama keluarga kayak film Habibie Ainun. Dimana di hari itu aku udah tau kalo masaku sudah hampir usai. Saatnya bagi anak-anakku dan cucuku yang memimpin dunia ini.
Selepas masa yang indah, aku bisa menutup usia dengan tenang setelah melunasi semua hutang di dunia. Sejarahku mungkin hanya akan diingat oleh anak-cucu dan akan diteruskan oleh mereka. Merekalah yang menentukan, lebih baik atau bahkan lebih buruk.
Jangan pernah berhenti dan takut bermimpi. Bermimpilah setinggi-tingginya, nggak ada yang nggak mungkin. Tapi, kita juga harus punya modal di masa kini supaya bisa ngejer mimpi kita. Misalnya aja, kalo kita gantungin mimpi kita setinggi langit, kita harus punya pesawat untuk ngambilnya, yaitu modal yang besar. Dan kalo kita gantungin mimpi kita cuma setinggi langit-langit kamar, kita cuma perlu tangga untuk meraihnya alias modal yang sedikit. You'll deserve what you serve. Setelah usaha, kita cuma bisa berharap dengan berdoa. Karena yang bisa menentukan semua cuma yang di atas.
Dan mungkin itulah yang aku lakukan sekarang, karena...
Aku tau perjuangan kedua orang tuaku selama ini, dan yang selalu ada di benakku adalah bagaimana aku bisa menjawab perjuangan mereka. Dimana di tanggal 14 Februari 2000, pukul 11.00 pagi, mereka baru saja tersenyum haru menyaksikan kelahiran anak ketiga mereka. Dan mungkin kata pertama yang mereka katakan adalah "Nak, jadilah anak yang bisa membanggakan orang tua, negara, dan agama." Mereka berharap banyak sama aku. Dan aku nggak boleh berharap banyak dari mereka, aku harus bisa mengejar mimpiku sendiri. Mungkin aku nggak bisa memberi kesempurnaan, tapi aku bisa ngasih yang terbaik. Aku janji...
Ini si kampret kok bisa keren?
Haha, jarang-jarang aku bisa gini. Buat tulisan kayak gini sama susahnya sama boker sambil split. Aku buat gini ya apalagi kalo bukan sambil ngayal masa depan, sambil menghayal gimana masa kuliah nanti. Karena banyak yang bilang...
“ANAK KULIAHAN ITU KEREN-KEREN”
“ANAK KULIAHAN ITU DEWASA PEMIKIRANNYA”
“ANAK KULIAHAN ITU CUCOK ABISSSS CYINNN”
PREEET !!! (mules perut dengernya)
Sebagai cowok dan juga anak SMA, saat itu aku hanya bisa berlapang dada dan sebisa mungkin mengikhlaskan diri menerima jawaban-jawaban hina dari mereka. Cuma yang bikin eneknya nambah itu, ekspresi mereka saat menjawab pertanyaanku itu loh. Mulai dari badan gerak-gerak manja lah, muka malu-malu kucing lah, mata kedap-kedip lah, ya mereka udah kayak Syahrini yang digelitikin pake bulu hidung gajah Sumatera di zaman pra-sejarah. HAH… TER… LA…LU !
Okeh, itu aja postingan galau aku hari minggu malam (malam senin, Pret!) ini. Thank's buat yang udah baca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon memberi komentar dengan sopan dan bijak. Silahkan komentar sepuasnya, selagi gratis!
=)