. SiRizki: Life is Not a Disaster

Sabtu, 25 Januari 2014

Life is Not a Disaster


Tidak semua hal besar yang mampu memberikan bekas mendalam, banyak juga hal kecil yang mampu memberi bekas. Contohnya kayak berita yang beberapa waktu lalu pernah aku baca di salah satu surat kabar di Medan. Di judul berita tertulis,  "Seorang wanita terjun bebas dari lantai empat." Yaa, awalnya aku cuma ngira itu berita biasa, palingan juga karena masalah pribadi atau keluarga. Tapi setelah aku nggak sengaja ngebaca salah satu paragrafnya, aku langsung kaget. Kalian tau apa sebabnya? Sepele aja, karena nggak dibeliin BlackBerry sama papanya.


"Hah? Gara-gara handphone bunuh diri?" bisikku dalam hati.

Karena hal itu, aku jadi tambah tertarik membaca beritanya dari awal sampe akhir. Ternyata dia lompat dari lantai empat di salah satu pusat perbelanjaan di kota Medan. Dimana lantai empat adalah lantai paling atas. Memperihatinkan.

Emangnya nyawa harganya sebanding dengan BlackBerry? Kasihan kan mama kita udah ngandung selama 9 bulan, eh pas lahir malah bunuh diri. Ngapain lahir kalo gitu? Lagian, kalo udah bunuh diri terus meninggal, mau ngapai? Memangnya dengan bunuh diri papanya yang awalnya nggak mau beliin BlackBerry jadi berubah pikiran? Aku suka bingung sama jalan pikirannya. Padahal Tuhan yang ngasih kita kesempatan untuk menjalani kehidupan, kok malah disia-sia-in. Coba kita liat, betapa banyak bayi yang meninggal pas lahir atau ibunya keguguran pas hamil, mereka yang gagal hidup di dunia itu pasti bakal sedih banget. Mungkin mereka sangat ingin untuk merasakan dunia, tapi masih ada juga beberapa dari kita yang menyia-nyiakannya.

Bunuh diri bukan suatu solusi, nggak ada yang bisa dipecahin dengan bunuh diri. Orang yang bunuh diri bukanlah orang yang nekat, tapi pengecut! Masak ada masalah langsung ngundurin diri? Dalam kehidupan, selalu ada yang manis, selalu ada juga yang pahit. Masalah adalah rencana lain dari Tuhan. Lagian, Tuhan juga pasti memberikan cobaan yang sesuai dengan kemampuan kita. Soal bunuh diri lagi, emang ada ya agama yang memperbolehkan bunuh diri? Nggak ada deh kayaknya. Jadi yang bunuh diri itu bego, abis mati yang ada masuk neraka.

Sampe aku nerbitin postingan ini, aku masih bingung,

Kenapa ada orang yang mau bunuh diri?

Mungkin mereka masih belum puas dengan kehidupannya sekarang. Tapi mungkin mereka juga lupa kalo hidup yang diberikan Tuhan cuma sekali. Atau mereka tidak tahu kalau "apa" yang mereka inginkan bukanlah "apa" yang mereka butuhkan.

Bahkan, di zaman sekarang, banyak ababil yang mau bunuh diri gara-gara putus cinta atau cintanya ditolak, dsb. Dengan gampangnya mereka ngomong,

"Kalo gini, bagusan aku mati aja!"

Tuhan nggak akan pernah takut kalo ada makhluk-Nya yang bunuh diri, cuma Dia pasti murka karena ada yang berani ngelawan takdir-Nya. Come on, masih banyak hal yang bermanfaat yang bisa kita lakuin di umur yang diberi Tuhan. Kalo kita pengen sesuatu ya usaha, syukur kalo dikasih. Kalo nggak ya nggak apa-apa. Lagian, kalo pengen sesuatu jangan malah nyusahin orang. Inget, masih banyak tindakan yang jauh lebih berguna dari pada bunuh diri.

Bunuh diri yang ada cuma sakitnya aja, abis sakit meninggal, abis meninggal eh masuk neraka. Kalo stres di neraka, nggak bisa bunuh diri lagi. Dengan bunuh diri, seseorang akan merasakan penderitaan tiga kali, yaitu penderitaan di dunia yang mendorongnya berbuat seperti itu, penderitaan menjelang kematiannya, dan penderitaan yang kekal di akhirat nanti.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ad-Dahak disebutkan,

Barang siapa terjun dari sebuah bukit untuk menewaskan dirinya maka kelak ia akan masuk neraka dalam keadaan terlempar jasadnya. Ia kekal dalam neraka selama-lamanya.

Jalani hidup ini dengan senyuman karena kebahagiaan, kesenangan, kesedihan, kebanggaan, sampai musibah memanglah bagian dari kehidupan. Selalu lakukan yang terbaik, biarkan Tuhan yang menentukan segalanya. Biarkan Tuhan yang menentukan kapan kita senang, kapan kita sedih, kapan kita sukses, kapan kita miskin. Dan terakhir, kapan kita keluar dari kehidupan. Hanya Tuhan yang bisa mendeportasi kita dari kehidupan ini. Jadi, selama udara masih bisa kita hirup, selama jantung masih memompa darah, selama itu juga lah kita berjuang.

Postingan yang satu ini aku ikutin di giveaway "Alasan untuk Hidup" yang diadain oleh Kak Aci, salah satu temen kita dari dunia blogging. Aku berinisiatif ikut setelah baca salah satu tulisannya @kevinchoc yang juga ikutan giveaway ini dan aku langsung ngebuka blognya kak Aci untuk ngebaca tujuan giveaway ini. Aku tertarik banget dengan salah satu tujuannya untuk meminimalisir jumlah korban bunuh diri dan belajar untuk menghargai pemberian Tuhan yang satu ini, nyawa. Mari #CintaiHidup

Kehidupan yang sempurna adalah kehidupan yang terdapat masalah. 
Karena setelah masalah itu terlewatkan, akan ada kepuasan dan kebahagiaan. 
Jadi, kebahagiaan ada apabila masalah juga ada.

Baca juga yaa

10 komentar:

  1. Itu nggak menghormati orang tua kita gan
    kunjungi balik http://bhawara-it.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kasian orang tuanya udah capek2 ngurusin. Sip, meluncurr..

      Hapus
  2. Kalau kata orang awam sih itu bunuh diri sudah mau nya dia pas ditanya waktu di dalam kandungan gmna dia mau meninggalnya ahahahahaha :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jiah, iye kali ya udah ditentuin dari sononya wkwkwk

      Hapus
  3. mereka yang melakukan bunuh diri berpendapat bahwa budnuh diri adalah shortcut untuk mneyelsaikan masalah. padahal masih ada kehidupan sesudah kehidupan di dunia

    BalasHapus

Mohon memberi komentar dengan sopan dan bijak. Silahkan komentar sepuasnya, selagi gratis!
=)