. SiRizki: CALEG

Kamis, 10 April 2014

CALEG




Ini semua adalah tentang inspirasi
Bersatu dalam satu mimpi 
Untuk Indonesia yang lebih harmoni

Sudah 16 tahun kita tertatih dalam reformasi
Ditipu oleh para politisi
Yang katanya berikan bukti bukan janji
Tapi begitu ada tangis suara minor di pelosok negeri
Mereka sibuk mencari koalisi
Bukan solusi

by : @abdurarsyad


Aku sih emang belum punya hak pilih, 'kan masih 14 tahun, perlu tiga tahun lagi. Walaupun belum punya hak pilih, tapi aku punya hak untuk memberikan pendapat, kan?




1. Kemarin, tanggal 9 April 2014, rakyat Indonesia baru aja merayakan pesta demokrasi atau Pemilu yang katanya bertujuan untuk membentuk Indonesia Baru. Apanya yang baru? Keadaannya? Rakyatnya? Sumber Dayanya? Atau koruptornya?


2. Nah, kemarin itu yang dipilih adalah caleg, Calon Legislatif atau calon wakil rakyat, yaitu DPR, DPRD, dan DPD. Seperti yang kita ketahui, beberapa waktu sebelum hari pemilihan tersebut, para Caleg ini gencar sekali melakukan kampanye, berusaha ngambil hati rakyat. Namun, sama seperti sebelumnya kebanyakan dari mereka cuma mengumbar janji, bahkan ada yang janjinya kayak gini,

"Saya akan memberi bukti bukan janji."

"Saya berjanji tidak akan berjanji-janji saja."

Lah, itu kan namanya janji juga.

Logika aku sih, buat apa berjanji kalo akhirnya nggak ditepatin, kalo gitu sama aja dengan PDKT tapi nggak nembak-nembak, yang ada gebetannya bosen terus ditinggalin.

3. Berbicara tentang kampanye, tentu saja kampanye itu butuh dana dan modal yang besar. Kalo cuma dengan modal belasan-puluhan juta, aku rasa nggak akan mungkin bisa menang. Paling nggak modalnya 100 juta, itu udah sedikit banget. 

Seratus juta... Uang segitu kalo buat beli telur bebek, terus kita makan, kenyang nggak, meninggal kita.


4. Karena modalnya besar banget, makanya udah bisa dimaklumi kalo banyak caleg yang nggak kepilih, ujung-ujungnya jadi gila. Bener 'kan? Soalnya nggak sedikit caleg, gagal, stres, terus jadi orang gila. Kalo gini aku takutnya, ada orang gila, gagal, stres, terus jadi caleg. 

Berarti nggak sedikit juga wakil rakyat kita yang mantan orang gila.


5. Wakil rakyat. Nah, dari namanya kita udah tahu kalo wakil itu posisinya berada di bawah ketua. Dan dilihat dari namanya juga, ketuanya sudah pastilah rakyat, berarti tugas wakil rakyat adalah membantu tugas rakyat, melayani rakyat, dsb. 

Wakil merupakan representasi daripada bawahan, dan bawahan adalah representasi daripada pembantu. Nah, kesimpulannya wakil rakyat adalah "pembantu" dan rakyat adalah "majikannya", tapi "pembantu" sekurang ajar apa yang ngambil uang majikannya tanpa izin? 


6. Kita tentu masih ingat, di Arab Saudi, kasus TKW dimana ada seorang pembantu membunuh majikannya lalu ia dihukum pancung. Mirisnya, kebanyakan "pembantu" rakyat di negara kita yang nggak cuma mencuri uang "majikannya" tapi juga membunuh "majikannya", dapet hukuman apa?

Membunuh? Iya, benar. Ada berapa banyak saudara kita di negeri ini yang mati kelaparan dikarenakan keadaan ekonomi? "Pembantu" kita membunuh secara tidak langsung, parahnya lagi mereka nggak cuma membunuh satu orang, tapi banyak banget deh pokoknya.


7. Untuk sekedar informasi buat kalian, ternyata kursi DPR RI yang sedang diperebutkan sekarang sebanyak 560 kursi. Wat? Itu belum lagi ditambah DPRD tingkat Provinsi dan DPRD tingkat kota/kabupaten, serta DPD. Buat apa orang sebanyak itu? Mau dibikinin idol grup? 


8. Ngomong-ngomong Pemilu, biasanya pencoblosannya itu dilakukan di TPS. Dan di dalam TPS, terdapat bilik suara sebagai tempat kita mencoblos. Karena salah satu sifat Pemilu adalah rahasia, jadi bilik suara biasanya dibuat tertutup, biar nggak ada yang ngintip. 

Karena sistemnya begitu, coba bayangin kalo ada pesulap yang ikutan nyoblos, terus dia masuk ke bilik suara. Selanjutnya 5 menit.... 15 menit, dia ditunggu-tunggu... Tapi dia nggak keluar-keluar. Pas biliknya dibuka, eh dianya ngilang. 


9. Kenapa aku bilang wakil rakyat itu nggak perlu? Atau kalaupun memang harus, jangan terlalu banyak, kenapa? Mungkin kita semua udah tahu kalo salah satu tugas anggota Legislatif (wakil rakyat) adalah menyalurkan aspirasi/suara rakyat. 

Inget, sebagai penyalur atau pengirim. Mungkin bisa dibilang kerjaannya sama aja kayak tukang Pos, sebagai penyalur atau pengirim. Tapi, sayangnya di zaman serba modern ini, apa kita masih perlu tukang Pos? Kan udah ada sosial media, e-mail, BBM, dan aplikasi pengirim pesan lainnya. 

Kalo masih pake cara tradisional kayak gitu yang ada aspirasinya lama nyampe, udah lama, malah keseringannya nggak nyampe ke tujuan. Jadi, yang diperbanyak itu bukan jumlah wakil rakyatnya, tapi layanan dan kecepatan internetnya yang perlu diperbesar.


10. Kalo misal aku jadi wakil rakyat, aku nggak bakalan kerja sebagaimana mestinya. Aku bakalan foya-foya, korupsi, dan selingkuh. Biar besoknya ada berita, "Seorang wakil rakyat tertangkap mesum dengan seorang pria, dan seorang wanita yang dulunya pria."


11. Tapi, aku yakin masih banyak orang baik yang jadi caleg. Yang ikhlas bekerja untuk Indonesia, bukan untuk rakyat, tapi untuk Indonesia. Karena aku yakin nggak semua caleg seperti yang aku uraikan di atas. 

Makanya itu kita dianjurkan jangan golput, kenapa? Karena suara preman dan suara profesor sama-sama dihitung satu suara. Suara yang dihasilkan berdasarkan analisis dan suara yang dihasilkan karena dibayar, keduanya bernilai sama, satu suara. Jadi inget, jangan sampe golput supaya para caleg "gila" itu nggak ada yang menang. Begitu juga dengan pemilihan presiden nanti. Jangan golput ya...







Baca juga yaa

4 komentar:

  1. ngeri kali tulisannya

    BalasHapus
  2. klo gw sih ga golput tapi sama seperti pemilu sebelumnya, gw bingung mo coblos apa yang mana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, iya milih caleg emang biasanya pake feeling doang

      Hapus

Mohon memberi komentar dengan sopan dan bijak. Silahkan komentar sepuasnya, selagi gratis!
=)