Setelah capek pulang les, aku memutuskan untuk nulis dan ngepost lagi sebagai pertanggungjawaban aku nggak ngepost selama 5 bulan. Dan aku mikir itu sebuah kesalahan yang perlu dipertanggungjawabkan. Haha. Apalah ini!
Setelah sekian lama nggak nulis lagi, wajar tulisanku jadi agak kaku. Maaf ya. Itu adalah hal yang wajar bagi seseorang yang udah nggak nulis selama berbulan-bulan. Yang menjadi sebab aku nggak apdet-apdet adalah jadwal belajar dan olahraga yang padat semenjak awal tahun ini. Dan aku terlalu nikmatin padatnya jadwal ini sampe-sampe kelupaan sama blog. Hehe, maafin aku ya, Blog! Nggak sengaja, kok. Janji, besok nggak nakal lagi.
Akibatnya, beberapa temenku nanyain kemana aja aku selama ini, kenapa blognya nggak apdet-apdet. Salah satunya ialah Bang Ade, anak paruh baya berpostur tinggi ini kemarin nanyain pas ketemu di Mesjid Sekolah,
"BlogKuaci-nya kok nggak update lagi?" Tanya-nya sembari menyeruput sebotol Biore Body Foam yang digenggam dengan daun telinganya.
"Hehe, iya, Bang. Sibuk!" Tandas-ku kaget seketika melihat Bang Ade terbaring tak berdaun telinga di depanku akibat kadar Kalium Hidroksida berlebih dalam tubuhnya.
Benar saja, akibat udah jarang nulis, aku jadi kehilangan ide yang biasanya selalu ada di tiap minggunya. Dan seperti biasa, aku selalu nulis judul belakangan kalo nggak punya ide buat nulis. Karena menurutku, yang terpenting ditulis atau diketik aja dulu, judul itu urusan belakangan. Dijalanin aja dulu, asik nggaknya itu urusan belakangan. Ya, lebih kurang sama kayak nonton film horor, yang penting nonton aja dulu, takut ke kamar mandi, tidur, atau tidur di kamar mandi itu urusan belakangan #JanganDiikutin
For this moment, aku nggak inget cara nulis yang baik itu gimana. Dulu aja masih banyak kekurangannya, apalagi pas udah nggak biasa nulis. So, untuk 2 tulisan selama dua hari ini anggap aja pemanasan, ya!
...
Beberapa waktu lalu, salah seorang teman-ku ngeledek,
"Yaah, yang lain aja udah banyak yang punya pacar. Masak kau gini-gini aja."
"Kenapa rupanya? Lagian masih SMA kok udah begituan?" Jawabku.
"Halah, bilang aja nggak laku." Ia menimpali jawabanku tanpa sejenak mempedulikan insang ikan Tenggiri yang sejak awal tersangkut di sela-sela kumisnya.
Sejak lama aku udah menganggap aneh pernyataan semacam itu, karena sepertinya masih banyak hal lain yang perlu dinikmatin di masa SMA selain pacaran. Ada yang bilang aku salah, tapi sepertinya sah-sah saja karena Mamaku juga berkata demikian.
Jadi selama ini lo nggak ada suka sama cewek?
Yaelah, iya ada lah. Aku normal, dan aku jantan. Sip.
Pengen pacaran?
Lagi nggak.
Jadi, perasaannya nggak diungkapin?
How?
Nah, aku bukan cowok yang seenak bulu jempol kakinya aja nembakin cewek sana-sini. Sori, bro. Alasannya karena itu aneh, dan aku penakut. Kemudian, aku termasuk cowok yang susah suka sama seorang cewek. Karena yang kuliat itu bukan sekedar cantiknya (tapi cantik itu penting), karena cewek cantik itu banyak. Tapi, yang ku lihat apakah aku nyambung sama dia, comfort apa nggak.
Yap, kalo cewek cantik itu banyak, dan kalo aku nge-utama-in wajahnya, yaaa.... Aku nggak akan pernah dapet pacar. Hahaha. Enggak bukan gitu, maksudnya yang ada hati kita bakal kesana-kemari. Aku setuju banget dengan pernyataan,
"Kalo nyari pasangan hidup itu, carilah yang enak buat diajak ngobrol, di mana mengobrol bersama dia bisa bikin kamu lupa udah ngabisin waktu berapa lama. Soalnya, kelak kalo kalian udah tua dan nggak bisa ngapa-ngapain lagi, kalian cuma bisa ngobrol berdua." ~ Alitt Susanto
Makanya itu, aku nggak seenak jidatnya aja nyari cewek, lagian aku masih SMA. Masih banyak yang harus dipikirin, tapi bukannya aku nggak suka sama siapa-siapa ya. Cuma aja belum kepikiran buat pacaran.
….
Tadi siang aku makan seafood, salah satu jenis seafood yang
ku lahap adalah Ikan Pari Panggang, tapi setelah ku rasain dagingnya, kok ada
yang aneh ya? Mirip ikan enggak, tapi mirip ayam iya. Kan bikin bingung.
….
Sebenarnya tulisan ini udah ku buat dari semalam, tapi nggak
mau langsung ku- post, supaya keliatan sering ngupdate blog aja. Hehe.. Terus
ada yang ku edit-edit dikit.
Aku mau ngelanjut cerita yang kemarin, ya tentang drum.
Sebagai pemain drum yang baru belajar, wajar aja kalo aku masi anget-anget-nya
main drum. Asal ada kesempatan, aku selalu gebukin drum yang nggak bersalah itu… Kalo aja drum-nya bisa ngomong, dia pasti udah teriak,
“Duh.. Endrum capek, Bang!”
”Loh, kamu kok bisa capek? Kamu kan dibuat emang untuk
dipukul.”
“Iya, Bang. Capek….. Capek nunggu kepastian.”
Leh.
“Lah, kalo kamu capek, terus aku main apa dong?”
“Abang coba main layangan aja, Bang.”
“Loh, tapi aku nggak suka. Kenapa nyuruh main layangan?”
“Iya, Bang. Supaya Abang tahu sakitnya ditarik-ulur.”
Huek.
Disini aku bakalan cerita apa aja yang bisa kulakuin dengan
drum-ku, maksudnya bukan mau nunjukin udah seberapa jago, karena emang belum. Tapi lebih
ke arah kenapa aku bisa suka.
Seperti yang udah ku ceritain sebelumnya, aku termasuk orang suka
mendam-mendam perasaan, misalkan lagi seneng, sedih, marah, atau apalah, aku
lebih suka diem dan kalo pun cerita paling ke mamaku atau beberapa orang aja. Nah,
kalo sebelumnya, menulis cuma satu-satunya cara untuk mencurahkan hati selain
sholat, tapi sekarang nggak lagi.
Kini, selain nulis aku juga main drum. Ya, misal lagi seneng,
aku bakal mainin lagu yang bisa bikin seneng, misalnya lagu Sad – Maroon
5 tapi dicover sama Andika Kangen Band, walaupun lagunya sedih, tapi bawaannya
kan bahagia aja. Terus kalo lagi marah aku mainin lagu yaa yang Rock atau Metal
gitu. Terlepas aku bisa atau nggak yang penting seneng.
Tapi, kalo aku lagi ngga ngerasain apa-apa, aku lebih sering
keikut emosi lagunya. Kemarin, pas aku mainin lagu I don’t love you-nya My
Chemical Romance, aku jadi keikutan sedih karena lagunya sedih. Ya, jadi susah
seneng, semuanya bisa ku luapin. Pastinya cocok banget sama aku yang
penyendiri, nggak punya temen tepatnya.
Bagiku drum adalah sesuatu yang bisa ku pukul keras-keras
tapi dia nggak ngebales, makanya aku suka. Coba kalo aku mukulin anak orang,
kalo nggak dianya yang bales, paling nggak papanya yang datang ke sekolah.
Pulang-pulang kelingkingku tinggal dikit.
Entah kenapa, setiap aku main drum, aku bisa senyum-senyum
sendiri, dan disitulah aku terkadang merasa ganteng. Terutama kalo lagunya
asik, kek lagu Pop, Jazz, tapi bukan Metal ya. Karena yang suka musik Metal itu
adalah orang yang MEncoba Tuk MeLupakan……
Maksa. Bodoamat.
Setelah lama cuma jadi penikmat musik, kini aku dapat ngerasain
senengnya bisa main musik. Jago nggaknya itu urusan belakangan, yang penting
bisa bahagia dan aku bisa jadi diriku sendiri.
Insya Allah aku akan terus belajar drum sampe jago kek Echa
Soemantri (salah satu drummer terbaik di Indonesia), karena sebenarnya tujuan
aku pengen jago drum itu suma dua, supaya aku seneng dan agar bisa mendengar
kalimat, “Wah, keren ya bisa main drum.” Tepat sekali, aku ingin mendengar
kalimat itu. Susah memang, tapi aku akan berusaha kok.
Menurutku tujuan semua orang di dunia bermimpi dan
mencapainya selain alasan ekonomi adalah supaya mendapat berkah Tuhan,
kesenangan pribadi, dan mendapat
pengakuan sosial, tepatnya supaya dipuji lalu menjadi inspirasi bagi orang lain.
Pokoknya kalian harus punya minat di salah satu bidang, baik itu musik, olahraga, olahtangan,
atau apalah itu supaya kalian bisa bahagia dan nggak kesepian. Karena melalui
itu, kita bisa jadi diri sendiri dan apa adanya.
….
Berbicara tentang kesendirian, aku terkadang emang lebih
suka sendirian dibanding rame-rame, aku lebih suka pergi makan sendirian
dibanding sama orang lain. Karena kalo sendirian, aku bisa ngatur sendiri aku
mau makan apa, gimana, dan sebagainya. Simpelnya,
aku ini orangnya penyendiri (terkadang), tapi bukan pendiam. Karena kalo ketemu
temen bicara yang asik, aku bakalan berbicara banyak hal.
Ya, biarpun begitu aku tetep nggak menyanggah fakta bahwa
kita nggak akan bisa hidup tanpa orang
lain.
Pokoknya aku suka sendirian lah.
Cie… Jomblo!
Kampret-_-
Kenapa?
Nih, mau dijelasin.
….
Selama ini, aku ngerasa belum ada yang bisa melakukan sesuatu
seperti mamaku, papaku ataupun keluargaku semenjak aku tamat SMP. Ya, aku
ngerasa masa SMA adalah masa dimana aku mulai ngerasa sendirian sampe akhirnya
kesendirian ini menjadi candu. #Ceileh
Kalau boleh jujur, semenjak SMA aku merasa ada yang hilang,
kalo dulu pas SD dan SMP, aku merupakan salah satu orang yang deket dengan hampir semua temen sekelas serta aku bisa bicara apa aja yang pengen ku sampein tanpa
segan-segan. Dan semenjak SMA, aku merasa yaa.. Susah juga bilangnya. Karena
mungkin belum ketemu aja orang yang, “Kalo nggak ada Rizki nggak enak.” atau
kalau misal aku nggak datang, ada yang nanyain, “Rizki kemana?” lalu kemudian
Handphoneku langsung ada pesan masuk, “Kau kok nggak masuk tadi? Kecelakaan?
Hahahaha….”
Sumpah… Aku rindu dengan situasi semacam itu, sesuatu yang
sejauh ini sepertinya belum aku rasain. Oleh karena itu, aku merasa jadi
penyendiri semenjak SMA.
Bisa jadi, hal itu lah yang membuat aku terkadang rada egois,
karena nggak terbiasa sama orang lain. Tapi menurutku, jauh lebih menyenangkan
sendirian tapi nggak ngerasa sepi dibanding rame-rame tapi tetep kesepian.
Untungnya, sejauh ini aku BELUM ngerasa kesepian, nggak tau kalo ke depannya
gimana.
Ya, mungkin yang salah itu aku, bukan orang lain. Ya,
mungkin.
Di saat nanti keluargaku udah sibuk dengan urusannya
masing-masing, dimana ntar lagi kedua abangku akan berumah tangga, lalu papa
dan mamaku mulai tua, disitulah aku mulai khawatir. Sepertinya, aku membutuhkan orang seperti ini secepatnya. Harapanku, semoga aja di masa
depan nanti, akan ada cowok atau cewek yang…
Yang menanyakan tentang apa yang aku punya, bukan yang aku
nggak punya,
Yang menanyakan tentang kelebihanku, bukan kelemahanku,
Yang mengerti kekuranganku,
Yang ngejadiinku pilihan pertamanya, bukan yang ke-sekian,
dan tidak ada pilihan yang lain,
Yang bisa kujadiin tempat aku bercerita tentang semua yang
mau ku ceritakan,
Yang setia ngedukung aku untuk memperbaiki setiap
kesalahanku,
Yang menanyakanku kalo aku lagi nggak ada, bukan menanyakan
tentang orang lain sama-ku,
Yang nggak tega ngeliat aku berjuang untuknya,
Yang ngasi aku duit, kalo lagi nggak ada
Minimal bantuin nyopet, masak nggak bisa. #Oke,SeriusLagi
Yang menanyakan tentang kondisiku,
Yang mengingatkanku saat aku salah,
Seperti yang dilakukan keluargaku, dan aku akan terus mencari… Bisa jadi udah ada, bisa jadi
belum ada, bisa jadi udah meninggal. Kan serem……
Jujur, aku juga pengen dipuji, aku juga pengen menginspirasi orang dan membuat orang berkata, "Dia-lah yang menginspirasiku sehingga aku nggak akan nyerah." Ya, semacam itulah.
Jujur, aku juga pengen dipuji, aku juga pengen menginspirasi orang dan membuat orang berkata, "Dia-lah yang menginspirasiku sehingga aku nggak akan nyerah." Ya, semacam itulah.
Tanpa kalian sadari, aku udah nulis secara ngawur dari
paragraf pertama sampe paragraph terakhir.
Hm, jangan serius banget bacanya, aku cuma bercanda kok, eh
nggak deng, serius….. Serius bercandanya.
….
Salam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon memberi komentar dengan sopan dan bijak. Silahkan komentar sepuasnya, selagi gratis!
=)